This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.
Kamis, 28 Mei 2009
Kamis, 26 Maret 2009
Grafika merupakan teknologi yang memungkinkan hasil pikiran-pikiran tokoh ratusan bahkan ribuan tahun lalu sampai kepada kita berupa hasil cetakan. Karena jasa grafika juga, maka segala urusan manusia modern dipermudah atau sudah merupakan suatu mekanisme yang tidak mungkin ditinggalkan sejak sebelum lahir sampai ke liang lahat. Bahkan beberapa tahun setelah manusia di alam kubur masih memerlukannya, terutama yang berkenaan dengan kontrak tanah pemakaman.
Mulai dari bungkus korek api, ijazah, buku rapor, buku pelajaran, koran, majalah, sertifikat, surat keterangan, surat nikah, perangko, uang kertas, faktur, kuitansi, STNK, surat pajak, KTP, paspor, dokumen perdagangan, peraturan, sampai ke poster dan bentuk cetakan yang besar-besar, semua adalah hasil karya manusia yang hanya bisa diwujudkan melalui teknologi grafika.
Industri grafika maju pesat seiring dengan majunya era informasi termasuk cetak digital, dan meluasnya barang-barang keperluan manusia yang memerlukan lindungan berupa kemasan baik itu makanan/minuman, obat-obatan, racun atau barang-barang kimia lainnya. Selain itu pun perangkat-perangkat lunak komputer bahkan komputer itu sendiri pun memerlukan barang cetak baik untuk pembungkus/kemasan maupun buku-buku petunjuk atau tampilan paket latihan.
Sementara, mahasiswa jurusan desain grafika yang secara populer adalah desain grafis, wajib menguasai keterampilan/pengetahuan tentang desain khususnya desain media cetak. Sesuai dengan hakekat desain yang berarti kegiatan pemecahan masalah, maka diharapkan mereka mampu memecahkan masalah bagaimana merancang fisik dan visual suatu barang cetak agar komunikatif, efisien, artistik, dan printable atau tidak menemui masalah ketika rancangannya dieksekusi di industri percetakan. Jadi memang diharapkan agar mahasiswa jurusan ini mampu menerjemahkan desainnya agar langsung dapat dilaksanakan/diteruskan ke perusahaan-perusahaan percetakan atau persiapan-nya tanpa kendala yang berarti.
Hal ini menjadi penting mengingat masih banyak sekali hasil rancangan cetakan yang dikomplain oleh perusahaan-perusahaan percetakan atau industri grafika lantaran rancangannya menekankan pada seni rupa dan kreativitas saja, tetapi mengabaikan tuntutan teknis industri. Ini berarti mahasiswa mampu mengemas digital file, yang sebelumnya menggunakan istilah art work atau final artwork.
Desain grafis merupakan salah satu bentuk dalam desain yang lebih luas yaitu desain komunikasi visual, karena yang terakhir ini mencakup media yang juga bisa “bergerak” seperti film iklan, multimedia, audio visual, beberapa bentuk di dalam sinematografi, animasi, dan televisi.
NEGARA YANG SEHAT
Negara yang Sehat
Tuan John, seorang Turis dari Bosnia, tiba di Indonesia. Di dalam taksi bandara, John bertanya kepada supirnya. |
Selasa, 24 Maret 2009
Endlessly Poem
Just INDAH REPHI
Kono Sekai Wa Kirei Desu
Endlessly Poem
seorang laki-laki paruh baya, duduk tenang di atas batu besar di pinggir sungai sore itu. Pakaian hitamnya yang mulai pudar dan lusuh, tak memudarkan ketulusan yang terpancar dibalik sunggingan senyum di bibirnya. “inilah belahan jiwaku…”, ujarnya, sembari melirik caping dan seruling bambu yang ia letakkan di sisi kanannya. Caping dan seruling itu memang tak pernah jauh darinya. Ia hanya meninggalkan benda-benda kesayangannya itu ketika ia berada di surau.
Perlahan ia meraih seruling bambu itu dan memainkannya dengan sangat indah. nada-nada yang diciptakan dari seruling itu seakan memunculkan esensi dari masa lalu yang menggetarkan rongga-rongga jiwa, membangkitkan kenangan-kenangan yang penuh sesak dan tawa.
Langit tak sebiru dulu lagi
dan aku disini, ditepian ini, menunggu jingganya langitku
Usiaku yang kian berlanjut, tubuhku yang merenta,
tak semudah itu membuatku berhenti untuk berfikir…
tentang kehidupan dan esensinya.
berkisah tentang hidup itu seperti menulis sebuah syair
jika hati kita senang, kita akan menuliskan tentang keceriaan..kebahagiaan… tentang rasa.. rasa ketika kita merasakan jatuh cinta..
jika hati kita terluka, kita akan menuliskan tentang kepedihan dan kekecewaan yang mendalam… bahkan kemarahan terhadap kekasih.
membuatnya seindah mungkin.. atau.. sesedih mungkin
atau bahkan.. menuliskan kolaborasi diatara keduanya.
bagiku…
berkisah tentang hidup itu seperti ketika aku memainkan serulingku..
bernada tanpa sajak, berkisah tanpa tulisan dan kata-kata.
karena di dalamnya, aku menemukan esensi kehidupan di masa lalu
esensi yang membentangkan kerinduan seluas-luasnya..
Kerinduan akan Dia..sang Ilahi..
dari seruling inilah aku menemukan syair tanpa akhir…
Seruling itu ia mainkan dengan begitu sempurna. Sesempurna desiran angin yang membuai pucuk-pucuk ilalang. Gemericik air yang mengalir disungai itu pun menambah keindahan terhadap nada-nada yang di ciptakan dari seruling itu. Instrumen alam memang menakjubkan…
jangan tunjukan ketidakberdayaanmu dengan kehampaan.
itu hanya akan membuatmu semakin rapuh
maka, bersyairlah..
lengkapi nada serulingku dengan perasaanmu yang membuncah
mari kita berdendang..
bercerita tentang hidup dan kehidupan
berjiwa besarlah..tundukkan hatimu
Tuhan tidak akan ridho melihat manusia tanpa syukur diujung lidah dan hatinya..
Bapak Tua itu terus memainkan serulingnya. seluruh isi hatinya tertumpah di dalamnya, hingga tanpa terasa hari semakin senja. Sesenja mata bapak Tua itu, tapi tak sesenja hatinya.
Langit yang meredup diiringi kidung yang indah. Di ufuk sana, warna jingga menyemburat cantik. seperti mengucapkan selamat malam kepada sang cahaya, Matahari.
Pada titik akhir, bapak tua itu menghentikan dendangan serulingnya. Ia mengangkat caping bambu yang ia kenakan di kepalanya, lalu mengibaskannya perlahan ke arah tubuhnya. Seperti, mengeruk angin. Nampak terlukis guratan kelegaan yang luar biasa dari wajahnya. “Terimakasih serulingku… denganmu, aku bisa membuat syair tanpa akhir untukNya.. terimakasih capingku… denganmu, aku bisa merasakan keteduhan diantara gigitan-gigitan panas matahari.. seperti kesejukan ketika aku membasuh wajahku dengan air wudhu..”.
Tak terasa, azan magrib mulai berkumandang dari surau-surau. Suaranya yang samar-samar dari kejauhan terasa begitu merdu di hati. Bapak tua itu segera beranjak dari tempat duduknya, Dengan semburat kebahagiaan yang terpancar dari wajahnya yang menua, ia perlahan ia menurunkan kedua kakinya ke dalam sungai yang mengalir tenang. Gemericik suara air sungai membuat suasana senja semakin syahdu. Perlahan ia membasuh kedua telapak tangannya hingga kedua kakinya. ”Ya Robb.. ijinkan aku menghadapmu…”.
Jakarta di ujung Senja, 16 Maret 2009
– Indah Rephi–
Nb:
Kesurupan apa ya aku ini. ko nulis beginian.. namun, ya, semoga bermanfaat ^^
tentang harimau.. memang ga ada hubungannya secara langsung dengan tulisan ini. Ntah mengapa aku menyukainya, sama seperti singa jantan yang gagah sebelumnya ^^ Singa dan Harimau adalah simbol kekuatan dan ketangguhan. aku yakin, di dalam tubuh yang rapuh sekalipun jika kita mengigatNya.. akan muncul kekuatan dan ketangguhan yang luar biasa. jadi, jangan rapuhkan jiwamu seperti tubuhmu yang merapuh dengan menjauh dari-Nya ^^v
aku bukanlah manusia yang baik, maka, doakanlah aku agar menjadi manusia yang berdiri diantara orang-orang yang di kasihi-Nya.. amiin..DAN SEMUANYA BERAKHIR...
Just INDAH REPHI
Kono Sekai Wa Kirei Desu
Dan Semuanya Berakhir…
Perceraian itu, tidak pernah membawa kebaikan baik siapapun. Baik diri dua individu yang berpisah itu, anak-anaknya ataupun keluarganya… yang ada hanyalah torehan luka yang mendalam.. yang tak tahu sampai kapan akan terus menganga.
Lalu, dimanakah cinta itu?
Apakah masih sedikit bersisa untuk mendamaikan hati yang terluka?
“Jangan pendam lukamu sendirian. mari berbagi… dengan berbagi, setidaknya sedikit bebanmu akan meringan seperti kapas…”
Tanteku, kemaren (9 maret 2009), terpaksa masuk ke Rumah Sakit Jiwa di Bandar Lampung untuk pengobatan atas depresi beratnya yang tak kunjung redam. ya, PERCERAIAN yang membuatnya seperti itu, nyaris gila.
dan Perceraian itu tak hanya melukainya seorang. Mbah kung, mbah Uti, kakak-kakak dan adiknya bahkan saya pun ikut terluka.
Bagaimana bisa? dulu tanteku dan suaminya adalah pasangan yang bahagia, bahkan sampai saat ini mereka berdua masih saling menyayangi. Tanteku, wanita yang taat, cerdas, mandiri dan ceria. Namun,semuanya hancur kala keluarga suami menuntut keturunan dari rahim tanteku. tanteku adalah wanita yang memiliki sistem reproduksi yang subur dan berkali-kali periksa berkali-kali pula dokter menyatakan bahwa tanteku memiliki kesuburan yang sangat normal. lalu kenapa masih belum bisa punya keturunan? Hanya Allah yang tahu…
Tuntutan dan tekanan akan keturunan dari pihak suami membuat tanteku semakin tak berdaya. ya, mengapa dalam hal keturunan, pihak perempuan yang selalu dipersalahkan atas ketidakmampuan pihak laki-laki? Tekanan-tekanan yang diberikan belasan tahun itu membuat tanteku memutuskan untuk menggugat cerai suaminya, yang tentu saja, suaminya tidak menghendaki perceraian itu dan menolaknya. Lalu, apa yang dilakukan suaminya? hanya diam dan membiarkan istrinya terus menerus disakiti dengan kata-kata “dasar perempuan mandul, ga bisa kasih keturunan..”, atau “istri macam apa kau? tak bisa kasih cucu” . Padahal tanteku bukanlah wanita yang mandul..
Setabah-tabahnya tanteku, setegar-tegarnya dia.. tanteku hanyalah manusia biasa yang juga bisa rapuh dan terluka.
pada akhirnya, 2,5 tahun yang lalu mereka berdua pisah rumah. Tante mengusir suaminya dan segera melayangkan gugatan ke pengadilan Agama setelah berkali-kali juga gugatan itu pernah dilayangkan. Proses perceraian yang panjang, berbelit-belit dan perebutan harta gono gini membuat kondisi dan situasi semakin rumit dan menyebalkan. Akhir mereka resmi bercerai. Mantan suaminya menikah lagi dengan perempuan pilihan keluarganya. dan tanteku..tanteku terus berjibaku dengan hidupnya. Bertahun-tahun dalam tekanan membuatnya semakin..semakin terluka.. kemandiriannya yang berlebihan, sikapnya yang tertutup dan tidak ingin berbagi dengan siapapun membuatnya semakin..jatuh..
Lalu, apa yang terjadi kemudian?
tanteku berubah jadi wanita yang pendiam, pemurung, menghilang entah kemana… depresi berat membuat tanteku nyaris seperti orang gila.
Keluarga besar kami akhirnya memutuskan untuk membawanya ke psikiater dan “menitipkannya” untuk sementara waktu di Rumah Sakit Jiwa.
Perceraian itu tidak pernah membawa kebaikan bagi siapapun. walau mungkin ada pasangan-pasangan yang menganggap perceraian itu adalah jalan yang terbaik jika hati sudah tak selaras lagi. tapi, jika akhirnya berujung seperti ini, seperti yang tanteku alami, apakah itu juga masih dianggap jalan yang terbaik?
Buat para lelaki… jangan menjadikan perempuan sebagai tameng atas kekurangan yang dimilikinya.. seharusnya perempuan menjadi manusia yang kalian lindungi dan sayangi, toh bukankah kalian juga lahir dari rahim seorang perempuan?
Buat para pasangan yang pernikahannya sedang dilanda badai.. berfikirlah seribu kali bahkan berjuta-juta kali ketika memutuskan untuk bercerai.. masih banyak jalan untuk menyelesaikan segala permasalahan.. jika tidak ada seorang manusiapun yang mampu menyelesaikan atau mendamaikannya.. maka, kemana lagi manusia akan lari jika tidak ke Tuhan nya? jadikanlah Dia sebagai pendamai bagi kita semua… jangan sampai semuanya berakhir di Rumah Sakit Jiwa, jangan sampai ya..
Nb:
tanteku yang sangat sangat aku sayangi… senyum dan keceriaanmu selalu kami rindukan.. pulanglah…
temen-temen semua.. mohon doanya ya.. untuk kesembuhan tanteku..
kepedihan yang mendalam,
Jakarta, 10 Maret 2009
–Indah Rephi–
HENING
Just INDAH REPHI
Kono Sekai Wa Kirei Desu
Hening
Pelangi, hujan turun lagi semalam. kali ini hujan membuatku ketakutan. padahal, kamu pun tau, aku menyukai hujan seperti aku menyukaimu, sangat.
hanya saja, malam ini berbeda. entah lah. mungkin karena sunyi merambah malam terlalu cepat sehingga menciptakan keheningan yang luarbiasa kelam.
sendirian. disudut ruang yang mungil, aku duduk ditepi tempat tidurku. kucoba mendiamkannya, namun ketakutanku terlanjur merangsek ke dalam.
kututup pintu kamarku rapat-rapat. ku lepas pengait jendela dan menutupnya cepat-cepat dan segera menyudut kembali di tepian tempat tidur.
angin yang datang mengiringi hujan memaksa masuk dari setiap celah ruang ini. menghebuskan hawanya di setiap inci permukaan kulitku. dingin.
ku ambil sebungkus jelly kesukaanku. hanya sekedar, ya, kurasa, dengan memakannya bisa menenangkan suasana hatiku. Tapi aku salah. Hatiku semakin meracau. bakan suara petir yang bergemuruh menambah keheningan jiwa semakin nyata.
Pelangi, aku tak ingin sembunyi dalam takutku. aku tak ingin terkunci disini selamanya…lalu, maukah kamu mengatakan padanya untuk membiarkanku diam sesaat?
– representasi mimpi *jangan dianggap serius * –
jakarta, 4 maret 2009
-indah rephi-
nb:
tentang gambar, ntah kenapa saya menyukainya *singa itu*
Just INDAH REPHI
Just INDAH REPHI
Kono Sekai Wa Kirei Desu
Hoshi : The Harmony of Life
“Hoshi..”.
“ya?”.
“jantungku berdegup kencang akhir-akhir ini… seperti Gendang tapi tak berirama.”
“oh ya? ? Walaupun tak berirama, dia tetaplah bernada. Seperti rintik hujan.. atau disaat kita bernafas. Harmoni.”
“aku tak mengerti, Hoshi..”
“Baiklah Tsuki…akan kuceritakan padamu”
Dalam setiap nada ada harapan, dalam setiap kalimat musik ada kesehatan, dan dalam setiap lagu ada kegembiraan, Dengan musik, hidup diharapkan menjadi lebih baik dan berkualitas ( Aristoteles)
Dengarlah detak jantungmu sekali lagi, Tsuki. “dug..dug..dug..”, seperti hitungan “satu, dua, tiga”… jika kita menggunakan imajinasi kita, detakan itu akan menjadi nada.. “do, re, mi…”. semakin cepat jantungmu berdetak, tempo nada itu juga akan semakin cepat, mungkin dengan jeda satu detik atau setengah detik…“dug-dug-dug-dug-dug-dug-dug-dug-dug…do-re-mi-do-re-mi-do-re-mi..” gunakanlah imajinasimu. Nikmatilah.
Nada “imajiner” itu lebih dari sekedar bunyi. Dia adalah bunyi yang dibentuk dalam komposisi yang disusun secara harmonis dengan imajinasi, dengan atau tanpa kesadaran kita, mengapa? karena kita punya indra. Kita bisa mendengar, kita bisa merasakan.
Pernahkah km jatuh cinta, Tsuki? Jika kita dalam kondisi itu, hamonisasi nada imajiner semakin menggila dan luar biasa indahnya.
Vibrasi imajiner yang dihasilkan akan mempengaruhi getaran yang ada di dalam diri kita. Tubuh, hati, pikiran. Harmonisasinya akan mempengaruhi kesan harmoni di dalam diri kita, kehidupan. Jika harmoni nada imajiner setara dengan irama internal tubuh kita, nada imajiner itu akan memberikan kesan menyenangkan. Sebaliknya, jika harmoni nada imajiner tidak setara dengan irama internal tubuh kita, nada imajiner itu akan memberikan kesan kurang menyenangkan.
Bayangkan. Jika kita akan menghadapi suatu peristiwa yang penting dalam hidup…detak jantungmu akan perlahan cepat, melambat dan cepat lagi berulang-ulang seperti terkendali, “dug..dug..dug..duug..duuug…duuug..duug…dug..”. diikuti dengan wajahmu yang merona, mata yang berbinar-binar. Kita sedang berbahagia!
Atau.. atau.. seperti tarikan nafasmu! Ya, cobalah imajinasikan itu. nafas juga memiliki nada. Exhale. Inhale. Ketika kita panik, ketakutan, letih bahkan.. marah! Dia akan berubah-ubah dengan sendirinya, dan tanpa kita sadari, kitalah yang mengendalikannya, kitalah penyebab terciptanya harmonisasi nafas itu. semakin marah, semakin panik, semakin ketakutan tarikan nafas semakin cepat, tak beraturan, terengah-engah… bahkan kita memaksakan paru-paru terus memompa padahal oksigen sudah tak bersisa dalam rongga-rongganya.
Akan berbeda jika kita dalam kondisi tenang. Kita bisa merasakan setiap tarikan nafas yang terhirup ,masuk dari hidung, kerongga-rongga tenggorokan lalu masuk ke paru-paru dan kita keluarkan lagi.
“bagaimana bisa antara nada pikiran, tubuh dan jiwa saling mempengaruhi, Hoshi?”
Hhmm…Tsuki, Ada tujuh emosi dasar yang menelingkup kehidupan kita, yaitu rasa cinta, benci, hormat, sedih, marah, gembira, keinginan seksual. Dan tanpa kita sadari (atau mungkinkah kita menyadarinya?) ketujuh emosi dasar ini mempengaruhi harmonisasi nada-nada dalam kehidupan kita, baik secara langsung maupun tidak.
tubuh memiliki harmoni vibrasi yang berubah-ubah, dapat seimbang atau tidak seimbang. Organ-organ tubuh kita seperti sebuah orkestra. Karya Tuhan yang sangat menakjubkan, bukan?! Detak jantung, helaian nafas, titik-titik air mata, suara dari tenggorokan kita, suara hati…Tubuh kita mampu menghasilkan musik indah, ya, itu akan terjadi jika, tentu saja, jika kita dalam kondisi yang baik. sehat, senang, suka cita, tersenyum, tertawa! Pejamkan mata dan dengarkanlah…rasakanlah ketika kita bahagia, detak jantung akan menghasilkan nada indah yang bisa membuat wajah kita merona!
Dan dengarkan detakannya, ketika kita terluka, berduka, marah…detakan itu semakin meracau sendu bahkan berbaur dengan nada lain dari titik-titik airmata yang menetes “tik tak tik tak tik” dengan tempo yang tak beraturan. tapi…tapi… kita pun bisa membuat nada-nada sendu itu menjadi indah, dengan keselarasan. harmoni!
“Bagaimana kita mendapatkan nada-nada yang indah dalam harmoni kehidupan ini? seketika kita dalam luka duka sekalipun?”
oh, Tsuki… ketika nada-nada sendu ,menyeruak dari sudut matamu yang berlinang, nada itu akan membuatmu semakin biru… cobalah memadukannya dengan..dengan sedikit sentuhan rasa dalam hati…Bersyukur! Ya! Lakukanlah! Bahkan luka dan duka pun mampu membuat hidup ini indah dan bermakna!
Kono Sekai wa Kirei desu. Dunia ini Indah.
“Begitulah…Tsuki, maukah kau berdendang dan menari bersamaku, sekali lagi?selamanya? ”
11 Februari 2009,
Jakarta in love : menanti hujan bersamamu, Hoshi
–Indah Rephi–
nb:
Hoshi = Bintang
Tsuki = Bulan
Indah = cantik banget *hehehe yang ini mah ngaco banget *
tunggu ya, cerita selanjutnya
Selasa, 03 Maret 2009
CINTA KASIH
Ada apa….?
Ada apa dengan Hidup umat manusia sekarang ini ??
Setiap hari, setiap waktu ada pertengkaran, perselisihan, kriminalitas sering di informasikan di media. Masihkah ada CINTA di dunia ini ??
CINTA yang tulus terhadap sesama..
CINTA yang tulus terhadap lingkungan..
Tidak ada lagi perselisihan, pertengkaran, kriminalitas dan juga peperangan. Kita semua bersaudara… marilah kita saling mencintai saudara-saudara kita.
AKU MENCINTAIMU
Siapapun engkau…
Dari manapun Engkau…
Bagaimanapun Egkau….
Kita berSaudara…
Kita Sama-sama Ciptaan Tuhan…
Semoga Cinta Kasih dan Perdamaian Menyelimuti jagat Raya dan Hati setiap Manusia
Jumat, 20 Februari 2009
CINTA YANG DIKHIANATI
Jangan pernah khianati cinta.
karena Orang yang di khianati cintanya pasti akan
terasa sakit... Apa lagi di khianati secara terang-terangan.
Sebanyak air laut tak akan bisa buat mencuci hati yang telah di khianati.
Apa lagi air itu bergaram pasti akan merasa perih.