Selasa, 24 Maret 2009

Just INDAH REPHI

Just INDAH REPHI

Kono Sekai Wa Kirei Desu

Hoshi : The Harmony of Life

with 74 comments

“Hoshi..”.

“ya?”.

“jantungku berdegup kencang akhir-akhir ini… seperti Gendang tapi tak berirama.”

“oh ya? ? Walaupun tak berirama, dia tetaplah bernada. Seperti rintik hujan.. atau disaat kita bernafas. Harmoni.”

“aku tak mengerti, Hoshi..”

“Baiklah Tsuki…akan kuceritakan padamu”

what_is_harmony

Dalam setiap nada ada harapan, dalam setiap kalimat musik ada kesehatan, dan dalam setiap lagu ada kegembiraan, Dengan musik, hidup diharapkan menjadi lebih baik dan berkualitas ( Aristoteles)

Dengarlah detak jantungmu sekali lagi, Tsuki. “dug..dug..dug..”, seperti hitungan “satu, dua, tiga”… jika kita menggunakan imajinasi kita, detakan itu akan menjadi nada.. “do, re, mi…”. semakin cepat jantungmu berdetak, tempo nada itu juga akan semakin cepat, mungkin dengan jeda satu detik atau setengah detik…“dug-dug-dug-dug-dug-dug-dug-dug-dug…do-re-mi-do-re-mi-do-re-mi..” gunakanlah imajinasimu. Nikmatilah.

Nada “imajiner” itu lebih dari sekedar bunyi. Dia adalah bunyi yang dibentuk dalam komposisi yang disusun secara harmonis dengan imajinasi, dengan atau tanpa kesadaran kita, mengapa? karena kita punya indra. Kita bisa mendengar, kita bisa merasakan.

Pernahkah km jatuh cinta, Tsuki? Jika kita dalam kondisi itu, hamonisasi nada imajiner semakin menggila dan luar biasa indahnya.

Vibrasi imajiner yang dihasilkan akan mempengaruhi getaran yang ada di dalam diri kita. Tubuh, hati, pikiran. Harmonisasinya akan mempengaruhi kesan harmoni di dalam diri kita, kehidupan. Jika harmoni nada imajiner setara dengan irama internal tubuh kita, nada imajiner itu akan memberikan kesan menyenangkan. Sebaliknya, jika harmoni nada imajiner tidak setara dengan irama internal tubuh kita, nada imajiner itu akan memberikan kesan kurang menyenangkan.

Bayangkan. Jika kita akan menghadapi suatu peristiwa yang penting dalam hidup…detak jantungmu akan perlahan cepat, melambat dan cepat lagi berulang-ulang seperti terkendali, “dug..dug..dug..duug..duuug…duuug..duug…dug..”. diikuti dengan wajahmu yang merona, mata yang berbinar-binar. Kita sedang berbahagia!

Atau.. atau.. seperti tarikan nafasmu! Ya, cobalah imajinasikan itu. nafas juga memiliki nada. Exhale. Inhale. Ketika kita panik, ketakutan, letih bahkan.. marah! Dia akan berubah-ubah dengan sendirinya, dan tanpa kita sadari, kitalah yang mengendalikannya, kitalah penyebab terciptanya harmonisasi nafas itu. semakin marah, semakin panik, semakin ketakutan tarikan nafas semakin cepat, tak beraturan, terengah-engah… bahkan kita memaksakan paru-paru terus memompa padahal oksigen sudah tak bersisa dalam rongga-rongganya.

Akan berbeda jika kita dalam kondisi tenang. Kita bisa merasakan setiap tarikan nafas yang terhirup ,masuk dari hidung, kerongga-rongga tenggorokan lalu masuk ke paru-paru dan kita keluarkan lagi.

“bagaimana bisa antara nada pikiran, tubuh dan jiwa saling mempengaruhi, Hoshi?”

Hhmm…Tsuki, Ada tujuh emosi dasar yang menelingkup kehidupan kita, yaitu rasa cinta, benci, hormat, sedih, marah, gembira, keinginan seksual. Dan tanpa kita sadari (atau mungkinkah kita menyadarinya?) ketujuh emosi dasar ini mempengaruhi harmonisasi nada-nada dalam kehidupan kita, baik secara langsung maupun tidak.

tubuh memiliki harmoni vibrasi yang berubah-ubah, dapat seimbang atau tidak seimbang. Organ-organ tubuh kita seperti sebuah orkestra. Karya Tuhan yang sangat menakjubkan, bukan?! Detak jantung, helaian nafas, titik-titik air mata, suara dari tenggorokan kita, suara hati…Tubuh kita mampu menghasilkan musik indah, ya, itu akan terjadi jika, tentu saja, jika kita dalam kondisi yang baik. sehat, senang, suka cita, tersenyum, tertawa! Pejamkan mata dan dengarkanlah…rasakanlah ketika kita bahagia, detak jantung akan menghasilkan nada indah yang bisa membuat wajah kita merona!

Dan dengarkan detakannya, ketika kita terluka, berduka, marah…detakan itu semakin meracau sendu bahkan berbaur dengan nada lain dari titik-titik airmata yang menetes “tik tak tik tak tik” dengan tempo yang tak beraturan. tapi…tapi… kita pun bisa membuat nada-nada sendu itu menjadi indah, dengan keselarasan. harmoni!

“Bagaimana kita mendapatkan nada-nada yang indah dalam harmoni kehidupan ini? seketika kita dalam luka duka sekalipun?”

oh, Tsuki… ketika nada-nada sendu ,menyeruak dari sudut matamu yang berlinang, nada itu akan membuatmu semakin biru… cobalah memadukannya dengan..dengan sedikit sentuhan rasa dalam hati…Bersyukur! Ya! Lakukanlah! Bahkan luka dan duka pun mampu membuat hidup ini indah dan bermakna!

Kono Sekai wa Kirei desu. Dunia ini Indah.

“Begitulah…Tsuki, maukah kau berdendang dan menari bersamaku, sekali lagi?selamanya? ”

11 Februari 2009,

Jakarta in love : menanti hujan bersamamu, Hoshi :)

–Indah Rephi–

nb:

Hoshi = Bintang

Tsuki = Bulan

Indah = cantik banget *hehehe yang ini mah ngaco banget :mrgreen: *

tunggu ya, cerita selanjutnya :)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews